Tuesday, June 29, 2010

-darah juang-

Di suatu perempatan, saya menghentikan motor karena lampu merah menyala…datanglah beberapa anak kumal dengan dandanan anti-kemapanan ala mereka sambil menenteng sebuah gitar kecil…mereka menghampiri mobil mewah yang tepat berhenti di depan saya…mulailah mereka memainkan skill ber-gitar mereka dan menyanyikan lirik sebuah lagu…saya pun ikut mendengarkan suara pas-pasan mereka…oh my goat!!!!mereka menyanyikan lagu DARAH JUANG…lagu wajib para mahasiswa…lagu yang mengiringi setiap aksi-aksi mahasiswa….lagu yang mampu memberdirikan bulu kuduk saya ketika ratusan mahasiswa menyanyikan lagu ini sambil mengangkat tangan kiriny..mengepal kuat ke angkasa…berikut liriknya…mohon maaf jika ada kata yang salah..

DARAH JUANG
Disini Negeri kami, tempat padi terhampar
Samuderanya kaya raya
Negeri kami subur Tuhan….
Di negeri permai ini
Berjuta rakyat bersimbah luka
Anak kurus tak sekolah
Pemuda desa tak kerja
Mereka dirampas haknya
Tergusur dan lapar
Bunda relakan darah juang kami
Tuk bebaskan rakyat
Padamu kami berjanji
Padamu kami berbakti

Thursday, June 3, 2010

Bahasa INDONESIA

Saya dilahirkan disini, INDONESIA, sepantasnyalah saya “pintar dan bangga” menggunakan bahasa Indonesia…faktanya saya banyak menemui kejanggalan tentang rakyat Indonesia (terutama saya dan lingkungan sekitar saya) dan bahasa Indonesia-nya….

Pertama, nilai Bahasa Indonesia lah yang terendah dalam setiap UAN saya (UAN SD, SMP, SMA)…saya selalu menganggap pelajaran matematika atau fisika jauh lebih mudah dari pelajaran bahasa Indonesia….bahkan pelajaran bahasa Inggris pun saya anggap lebih mudah daripada pelajaran bahasa Indonesia (faktanya memang nilai bahasa Inggris saya lebih tinggi dibanding nilai bahasa Indonesia)…sampai saat ini, saya belum mendapat jawaban pasti kenapa hal itu bisa terjadi…

Kedua, di institusi yang sedang saya jalani (dengan berat!!), mulai angkatan di bawah saya, ada kelas internasional…dari namanya saja sudah terbayang suatu kelas yang dipenuhi dengan manusia2 bertaraf internasional (dari segi bahasa dan IQ)….tidak peduli asal mereka darimana, jika mereka sudah masuk kelas internasional, mereka dituntut untuk menggunakan bahasa Inggris….baik dalam kuliah maupun diskusi….ini merupakan “aturan main” yang bodoh menurut saya…kita hidup di INDONESIA bung….kenapa mesti menggunakan bahasa orang lain??...dan anehnya lagi, mereka akan belajar menghadapi pasien di Indonesia, khususnya di BALI!!!okelah kalo dapet pasien muda yang mengerti dengan bahasa Indonesia ala kadarnya (bercampur dengan logat negeri seberang)….coba kalo mereka dapat pasien orang tua yang kurang berpendidikan, apakah mereka bisa mewawancarai pasien ini?????saya juga tidak dapat membayangkan bagaimana mereka waktu melakukan kerja sosial yang notabene pasti dilakukan di pelosok Bali….dimana pengalaman saya pribadi, saya sendiri susah mengerti ‘bahasa Bali’ warga pelosok (dengan dialek lokalnya yang susah saya cerna)….

Ketiga, beberapa bagian yang saya lewati, mewajibkan melaporkan kasus dengan bahasa Inggris….saya tidak tahu fungsinya apa…kalopun dibilang untuk meningkatkan skill berbicara dengan bahasa Inggris untuk menghadapi globalisasi, saya rasa tempatnya salah….ini tempat belajar kasus….dengan penyampaian yang terbata2 menggunakan bahasa orang lain, saya kira tidak akan terjadi diskusi yang bermutu!!!masih banyak forum2 ilmiah dan pertemuan internasional yang menurut saya lebih cocok menjadi ajang penggunaan bahasa Inggris…

Keempat, saya bukannya seorang yang munafik atau merasa tidak perlu bahasa Inggris….saya merasa sangat amat perlu belajar bahasa Inggris, apalagi kita tidak akan bisa menentang arus globalisasi… namun, untuk belajar praktek bahsa inggris ini lah yang menurut saya harus pada tempatnya….tidak perlu di kelas, tidak perlu di laporan, pergilah ke tempat wisata…pergunakanlah skill bahasa asingmu dengan warga asing disana…

Kelima, saya akan tetap menjalankan semua aturan tersebut meskipun bertentangan dengan hati nurani saya…sebab saya hanyalah sebagai objek penderita, rantai makanan paling bawah yang mesti menjalankan semua perintah.....tentu beda jika suatu saat nanti saya duduk sebagai pemegang keputusan…tentu saya akan merubah semua aturan main tersebut…..

Keenam, meskipun saya sok2an sebagai aktivis cinta bahasa Indonesia, namun dalam tulisan ini banyak kata2 ato kalimat2 yang tidak sesuai dengan EYD…yaa, saya akui itu, saya masih belum bisa berbahasa Indonesia yang baik dan benar di Indonesia ini…

*no offense*

-bosan oktan tinggi-

Akhir2 saya sedang keranjingan mendengar lagu Seringai yang berjudul Membakar Jakarta...pada bagian awal lagu, terdengar suara seorang wanita yang seperti sedang curhat mengenai rutinitasnya….kata2nya seperti ini….
Gila, gw muak banget sama rutinitas hidup gw, dari pagi gw bangun, berangkat kena macet, sampe di kantor ketemu bos yang banyak mawnya, bikin gw tertekan taw gak sih??pulang malem, capek, sampe rumah langsung tidur, besoknya bangun gitu lagi, gw gak pernah punya waktu untuk diri gw sendiri, gw capek!!!!
Entah kenapa, kata2 tersebut melekat di hati saya…saya kira cocok dengan kehidupan saya….
*no offense*