Thursday, December 23, 2010

Surat Buat Bapak

Sosok tinggi besar dengan rambut putihnya itu memang tampak tidak bersahabat…tatap matanya tetap tajam dibalik kerutan kulit tuanya….lebih dari 60 tahun bapak mengarungi hidupnya yang keras…bapak terlahir di keluarga petani, ia terbiasa dengan pekerjaan petani pada umumnya, menggarap sawah dan mengurus ternak…

Bapak memilih jalan hidupnya, menjadi seorang guru, pindah ke kota dan membangun keluarga…ia sering bercerita tentang pahitnya perjuangannya menjalani rumah tangga di awal-awal pernikahannya…minimalnya orang memulai rumah tangga dari niali nol, namun bapak mengatakan ia memulainya dari nilai minus, lebih kecil dari nol….di awal pernikahannya, ibu sakit dan harus merelakan 3 orang anaknya meninggal…bapak sering bercerita bagaimana perihnya ketika gaji guru waktu itu, hanya mampu untuk membayar biaya 3x berobat, belum untuk biaya hidup dan biaya2 lainnya..ibu bolak balik mesti dirawat di rumah sakit…bapak tidak mengeluh…ia setia menunggui ibu, bolak balik gianyar-denpasar hanya ditemani vespa tuanya (yang masih hingga sekarang)…

Kemudian mereka memiliki 2 anak, perempuan dan laki-laki..mereka membesarkannya dengan penuh kasih sayang dan disiplin tingkat tinggi…bersama ibu, bapak mesti kerja pagi-sore sebagai guru saat itu untuk menghidupi kami..tapi mereka tetap mampu mendukung kami dalam prestasi akademik…tidak aku pungkiri kalau kakakku secara nyata lebih berprestasi dibandingkan aku….porsi bapak dan ibu dalam membimbing kami sebenarnya sama, namun entah kenapa aku selalu lebih nyaman ketika diajari oleh bapak….kebetulan bapak sebagai guru fisika, dan aku paling suka dengan pelajaran matematika…bapak selalu mampu menuntunku dalam mengerjakan setiap masalah pelajaran…aku dan kakak selalu mendapat peringkat kelas selama di jenjang pendidikan….

Seiring dengan berjalannya waktu, bapak akhirnya menjadi kepala sekolah di sebuah SMA negeri....yang membuat aku semakin kagum dengannya adalah ketika aku melihat kesederhanaannya sebagai kepala sekolah…aku sering melihat guru dengan golongan yang lebih rendah dari bapak, hidup dengan gaya hidup yang mewah, mengendarai mobil dan menenteng hape model terbaru….tidak demikian dengan bapak…dalam jabatannya sebagai kepala sekolah, ia tetap mengendarai sepeda motor….nampaknya ia lebih focus untuk membesarkan kedua anaknya…

Nyatanya ia berhasil…bapak berhasil menyekolahkan kedua anaknya ke fakultas kedokteran dari hasil keringatnya sendiri…bahkan kakakku kini melanjutkan sekolah mencari spesialis anestesi, juga dengan hasil tabungannya sendiri….ini yang sangat-sangat membuatku kagum dengannya..

Kini usianya semakin menua, ada satu hal prinsipil yang berubah darinya…dulu aku mengenalnya sebagai sosok yang menakutkan…sosok yang akan memberikan hukuman ketika aku berbuat kesalahan...kini ia berubah menjadi layaknya sahabat…dengan jarangnya pertemuan kami, setiap pertemuan kami isi dengan obrolan-obrolan singkat mengenai hidup dan masa depan..perubahan ini sepertinya diawali saat bapak opname lama di rumah sakit demi mengobati gagal ginjal dan pembesaran prostat yang dideritanya…

Kini kami, kedua anakmu, memang belum bisa membahagiakanmu, kami banyak membuat kesalahan kepadamu, sangat banyak menurutku…kami masih hanya bisa meminta dan meminta darimu, tapi yakinlah suatu saat nanti aku akan membuatmu menolehku, menepuk bahuku dengan bangga dan berkata, ini anakku!!!

No comments:

Post a Comment