Monday, May 18, 2009

BUDAYA KRITIK MENGKRITIK

Di suatu pagi yang cerah, ketika saya sedang konsentrasi mengikuti kuliah, tiba2 perhatian saya teralihkan sejenak dengan suara ribut, seperti sedang ada tukang lagi benerin rumah. Kemudian terjadilah percakapan seperti ini (khusus orang bali)

Oponk : Ape to uyut2? Sing ngidang konsen cang kul bene, secara masa depan INDONESIA ade di pundak cang ne.
Mr.X : To ade anak BEM megae di muka
Oponk : Megae ngujang? Proyek DSDP?
Mr.X : Sing, masang kotak saran kayakne.
Oponk : Kle,sing ngelah gae anak BEM to?? Kaden cang menin pintu, aeng munyinne ngetok palu
Mr.X : Hakhakha. Sekalian ngalih lifeskill. Nyen nawang me DO jadi mahasiswa, ngidang ngalih gae jadi tukang.
Oponk : Hakhakhak.beneh ci mase. Men keto mai lanjut bin melajah, pang masa depan INDONESIA makin cerah.

Kira2 begitulah percakapan singkat yang terjadi di pagi itu. Ternyata, setelah saya lihat, memang benar telah terpasang sebuah kotak yang mirip kotak P3K saya di rumah, bertuliskan KOTAK SARAN BEM, lengkap beserta nama dan no telp CP nya. Bukannya saya berpandangan SKEPTIS terhadap “kemajuan” BEM FK UNUD ini. Tapi saya kira masyarakat INDONESIA pada umumnya, dan mahasiswa FK UNUD pada khususnya belum mempunyai budaya kritik mengkritik secara baik dan sehat.

Saya yakin, kotak itu akan kosong. Kalopun isi, paling berisi sampah maupun kertas2 g jelas (tentu bukan saya pelakunya!!!). Dan kalopun berisi saran, paling hanya cacian, hujatan g jelas yang tidak membangun dan tentu saja ANONIM (sekali lagi, tentu bukan saya pelakunya!!!Saya tidak pernah menusuk dari belakang, sebab kata Mulan dan Dewi2 sakitnya bukan main!!!). Selain itu, lihat saja kuisioner2 yang selama ini disebar, teman2 mahasiswa banyak yang menganggap hanya angin lalu. Mengisi kuisioner karena terpaksa, itupun setelah berkali2 diminta oleh korti. Mengisinya pun seperlunya saja, tidak ada saran ato kritik yang benar2 membangun (kalo ada saran bagus, membangun walopun dengan kata2 yang vulgar dan tulisan yang jelek, itu baru saya pelakunya!!!).

Saya tidak tahu alasan BEM memasang kotak ini. Klo saya boleh berasumsi alasannya untuk mendengar keluh kesah serta kritik saran terhadap BEM, ini merupakan kegiatan yang mubazir menurut saya. Lebih bijak menurut saya secara berkala, BEM bertemu dengan perwakilan masing2 angkatan mengenai keluh kesah dan meminta saran mengenai kebijakan BEM. Tentu saja, jangan hanya mengirimkan surat ke masing2 angkatan untuk mengadakan pertemuan ini. Sebab yang akan datang hanya korti (itupun penuh dengan keterpaksaan dan ketidaksukarelaan). Namun, jangan pula menggunakan teknik random sampling (sebab terlalu rumit, dan saya dulu remidi epid).

Idealnya para petinggi bem ini bertemu dengan mahasiswa yang pernah ikut jadi pengurus BEM serta mahasiswa biasa yang tidak pernah jadi pengurus BEM dari setiap angkatan. Ini akan menghasilkan sesuatu yang lebih objektif baik dari sudut pandang pengurus BEM maupun dari sudut pandang mahasiswa biasa untuk kemajuan BEM ke depannya.

2 comments:

  1. udah isi kertas2 aneh sekarang tuh.... mestinya ente aja yang jadi calon ketua bem 2009 ya pong... kasian si dedy sendirian maju..

    ReplyDelete
  2. anjrit..bisa rusak tuh nama baik bem klo aku jadi ketuanya.hehehe

    ReplyDelete